Ular yang Pintar dan Pangeran Kodok yang Dungu
Suatu hari, ular tersebut mengembara ubtuk mencari makanan ketika ia sampai pada sebuah telaga yang penuh dengan kodok.
"Kodok-kodok ini rampak lezat," kata ular sambil mengecapkan bibirnya. "Aku berharap dapat menyantapnya." Tetapi karena ia datang mendekatinya, mereka semua melompat ke dalam air dan lenyap.
"Aku harus memikurkan cara untuk menipunya," ia berpikir. Sang ular menutup matanya dan tergeletak diam. Kodok-kodok melihat si ulqr tergeletak diam dan berkeinginan untuk mengetahuinya.
"Mengapa ular itu tidak mencoba untuk menangkap kita?" Tanya seekor kodok.
"Barangkali ia mati," kata kodok yang kedua
"Ayo kita lihat" saran pangeran kodok.
"Jangan, jangan, putraku," kata san ratu kodok,"kamu tak boleh melakukannya. Ia mungkin akan menelanmu."
Tetapi sang pangeran kodok tak menghiraukan perkataan ibunya. Ia mendekatu ulat tersebut, tetapi si ular tidak bergerak. Ia merasa sedikit berani, lalu ia mendorong ular itu sedikit. Sang ular membuka matanya. Si pangeran kodok ketakutan dan cepat-cepat menyinkir.
"Jangan takut padaku, anakku," kara si ular. "aku tak akan menyakitimu. Dahulu, aku pernah menggigit putra seorang petapa. Sang petapa sangat marah padaku dan mengutukku. Ia berkata bahwa aku tak akan pernah dapat menyantap kodok lagi. Sebaliknya aku harus melayani para kodok dengan menggendongnya berkeliling.
"Apa benar demikian?" tanya pangeran kodok yang bodoh itu mempercayai cerita si ular.
"Ya, Pangeran," kata si ular merendahkan diri. "Aku adalah pelayan paduka. Silahkan naik ke punggung hamba." Sang pangeran pun menaiki punggung ular yang licik itu. "Bawalah aku merayap menuju istana raja."
"Turunlah dari ular itu segera," teriak sang ratu terkejut melihat putranya menunggangi ular.
"Ya bunda, janganlah kawatir. Ular ini tak akan menyakiti kita," kata pangeran kodok menceritakan semua cerita ]nya pada mereka.
"Kalau demikian masalahnya kita akan senang mendapatkan tunggangan," kata raja dan ratu kodok. Mulut ular menjadi basah memikirkan kodok-kodok gemuk dan lezat menunggangi punggungnya. tetapi ia sadar bahwa ia harus sabar.
Untuk beberapa hari sang ular membawa keluarga kerajaan kodok keluar masuk hutan. Suatu hari ia berhenti tiba-tiba.
"Ada apa?" tanya pangeran kodok. "Mengapa kamu berhenti?"
"Selama beberapa hari ini aku belum makan dan aku merasa sangat lelah menggendong kalian," kata sang ular dengan sedih. "Bila kalian mengijinkan aku akan senang menyantap beberapa ekor kodok untuk makan siang."
"Tapi bagaimana mungkin aku membiarkanmu menyantap rakyatku?" tanya raja kodok yang keliatan sangat kebingungan.
"Bila kalian tidak mengijinkan aku menyantap kodok, aku akan segera mati dan kalian tak akan memiliki siapapun yang akan membawa berkeliling," kata ular licik itu.
"Kalau itu masalahnya, kamu boleh memangsa beberapa ekor kodok," perintah sang raja kodok. Sang ular mulai menyantap kodok satu per satu. Berangsur-angsur ia menjadi bertambah kuat.
Suatu hari ular itu tampak berkeliling mencari kodok tetapi tidak menemukan seekor pun. Ia pergi menghadap raja dan berkata, "tak ada seekor kodok pun yang masih tinggal dalam telaga ini."
"Apa benar demikian?" tanya raja kodok terkejut.
"Ya!" kata sang ular menjilati bibirnya. "Aku telah memangsa semua kodok satu per satu. Aku merasa lapar sekarang ini, sehingga hari ini adalah giliranmu. Sambil berkata demikian sang ular dengan cepat menyikat raja kodok, ratu dan pangeran kodok kecil.
Diambil dari Tokoh-Tokoh Cerdik dakam Cerita Rakyat karangan I Wayan Jendra
Maaf ya bagi yang telah membaca, saat ini cerpennya setengah dulu😅, setelah kesibukan saya bisa di relai maka saya akan menulis lanjutan ceritanya🙏
BalasHapus